Depoedu – Setiap manusia pasti ingin hidup bahagia terucap atau tidak. Namun persepsi, pemahaman, dan perasaan setiap orang tentang kebahagiaan berbeda-beda. Ada yang memandang orang lain lebih bahagia karena memiliki kekayaan yang melimpah, sementara dirinya tidak memiliki semua itu. Namun ternyata si orang kaya merasa hidupnya kurang bahagia karena banyak masalah di perusahaan dan rumah tangga. Lantas apa yang dimaksud bahagia itu? Prof. Dr. Haryono Suyono dalam bukunya Happiness Revolution berbagi saripati pengalaman hidup beliau.
1. Understanding and Definiting Happiness (Memahami dan mendefinisikan Kebahagiaan)
Kebahagiaan bisa diartikan sebagai pikiran atau perasaan cukup, senang, cinta, puas, nikmat, dan gembira yang hebat atau amat kuat. Berikut ini adalah pandangan – pandangan klasik mengenai Kebahagiaan.
A. Aristoteles.
Menurut Aristoteles, apa yang membahagiakan seseorang belum tentu membahagiakan orang lain karena kebahagiaan itu relatif.
B. Hendrik Ihsen.
Menurut Hendrik Ihsen, orang yang kerap mengira perjalanan menemukan kebahagiaan telah hampir sampai, namun ternyata masih jauh. Pendapat yang ekstrim mengatakan bahwa adalah sia-sia jika seseorang berusaha menemukan kebahagiaan karena pasti berakhir dengan kekecewaan, kebahagiaan merupakan jalan buntu.
C. Leo Tolstoy.
Menurut Leo Tolstoy penyebab seseorang merasa putus asa karena tak kunjung menemukan kebahagiaan adalah karena ia hanya mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Padahal kebahagiaan yang diraih seseorang menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain.
Apapun definisi dan ukuran kebahagiaan, satu hal yang pasti bahwa kebahagiaan itu berasal dari diri sendiri. Tidak ada yang bertanggungjawab atas kebahagiaan diri kita selain diri kita sendiri. Kalau kita selalu bersyukur, selau berbuat baik, tidak punya musuh, jujur maka kita tidak akan merasa sedih. Pola pikir kitalah yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
2. Working is a Mean to be Happy (Bekerja Merupakan Sarana Meraih Kebahagiaan)
Bekerja menjadi salah satu jalan untuk meraih kebahagiaan. Namun pada kenyataannya jumlah karyawan yang tidak bahagia dengan pekerjaannya melebihi jumlah karyawan yang merasa bahagia dengan pekerjaannya. Hal ini tentu memprihatinkan, padahal bisa dibilang tempat kita bekerja adalah rumah kedua kita. Apa yang dapat dilakukan agar seseorang tetap gembira dalam bekerja ?
A. Memberikan makna terhadap pekerjaan yang ditekuni.
Karyawan yang memiliki pemahaman yang utuh terhadap pekerjaan mereka akan menularkan pengaruh positif di sekitarnya, mereka juga lebih produktif. Kebernilaian sebuah pekerjaan bisa ditinjau dari beberapa aspek; sejauh manakah dampak dari organisasi bagi pelanggan dan masyarakat ? Apa kontribusi istimewa dari seorang karyawan bagi pelanggan, masyarakat dan lingkungan ? Dan bagaimana kita bisa membantu orang lain dalam menumbuhkan dan mendorong semangat berprestasi dan meyakinkan mereka bahwa kehadiran dan aktivitas mereka berguna. Persahabatan di tempat kerja juga tidak kalah penting setiap orang memiliki nilai-nilai yang menjadi panduan dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk saat berkarya dalam sebuah organisasi. Jika ia dipaksa untuk melanggar nilai-nilai ini, ia akan merasa kehilangan makna dalam pekerjaannya.
B. Milikilah sahabat.
Sahabat dapat mendorong seseorang untuk terlibat lebih dalam pekerjaannya. Karyawan yang memiliki seorang sahabat akan merasakan pekerjaannya lebih menyenangkan dan memuaskan (Christine Riordan). Sahabat juga siap memberikan dukungan dan membantu menumbuhkan loyalitas terhadap perusahaan.
C. Banyaklah tersenyum.
Meski terdengar sederhana, senyuman dapat menambah kebahagiaan. Senyuman akan membantu melepaskan neuropeptides. Senyum juga menular kepada orang lain, dan mereka juga ikut tersenyum.
D. Memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan.
Jangan membawa urusan pribadi ke dalam pekerjaan. Saat kehidupan pribadi anda bermasalah, maka anda banyak mengalami pembajakan emosional. Stres adalah hal yang melelahkan.
E. Berterimakasihlah kepada rekan kerja.
Jangan pernah lupa mengucapkan terima kasih kepada rekan kerja yang menolong kita, siapapun dia dan sekecil apapun bantuannya. Saat orang lain mengucapkan terimakasih kepada kita, ada perasaan dihargai dalam diri kita. Pada gilirannya akan tumbuh kesediaan menolong orang yang mengucapkan terimakasih kepada kita itu. Pada saat yang sama , kitapun bersedia menolong orang lain. Ucapkan terima kasih kepada semua karyawan tanpa memandang tingkatan.
F. Menarik nafas panjang.
Seseorang kerap merasa jenuh saat bekerja, maka ambillah nafas panjang setelah menyelesaikan satu pekerjaan dan sebelum memulai pekerjaan lainnya. Menarik nafas panjang adalah salah satu cara sederhana mengendalikan stres.
G. Menjaga gula darah.
Memakan makanan yang mampu menjaga gula darah membantu menghindarkan seseorang dari pusing dan kelelahan, dan membantu memperbaiki konsentrasi. Kesehatan adalah salah satu pangkal dari kebahagiaan.
H. Merapikan tempat kerja.
Tempat kerja yang rapi akan membuat karyawan lebih siap dan efisien dalam bekerja. Meja kerja yang rapi membuat lingkungan lebih nyaman, lebih mudah mencari barang yang kita perlukan.
I. Memelihara profesionalisme.
Mengubah orang lain sangat sulit, jadi terimalah orang lain apa adanya, kecuali kepribadian dan tingkah lakunya berdampak buruk terhadap diri kita. Hindari saling tuding jagalah profesionalisme. Jika kita mampu melakukannya, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bahagia.
3. Somewhere Along the line, the Happiness as Goal is Forgotten ( Adakalanya kita lengah bahwa kebahagiaan adalah sebagai tujuan)
Jika hanya melihat dari tampilan luar, sebenarnya tidak mudah menentukan apakah seseorang itu benar-benar merasa bahagia. Ada banyak contoh yang dapat kita temukan di sekitar kita. Pada akhirnya bukan penampilan yang membuat kita dihargai orang, melainkan prestasi dan kontribusi bagi sesama. Orang yang berfokus pada penampilan pada hakikatnya tidak memahami apa arti dari kebahagiaan.
4. We are Trapped in a Mean and Process (Kita terjebak dalam Cara dan Proses)
Jika ditanya apa motivasi terbesar anda, mungkin akan ada banyak jawaban. Namun disadari atau tidak, diucapkan atau tidak, semua motivasi itu bermuara pada satu tujuan : ”saya ingin bahagia”. Kebahagiaan adalah tujuan akhir terbesar bagi manusia melakukan sesuatu. Sayangnya meski amat ingin bahagia banyak orang yang menempuh jalan yang salah. Artinya ia lebih mementingkan proses dan melupakan tujuannya. Apalah arti kekayaan, kesuksesan jikalau kita mendapatkannya dengan cara-cara yang tidak baik, yang mungkin merugikan orang lain. Alangkah baiknya kalau kita mendapatkannya dengan kasih, karena kasih sayang adalah inti dari kebahagiaan. Kasih sayang mengandung arti kepedulian, penghormatan kepada orang lain disertai kesediaan untuk saling membantu. Jika kasih telah tertanam, kebahagiaan akan datang. Kesuksesan dan kekayaan hanyalah sebagai “bonus”.
5. But Again We Live to be Happy (Tetap sekali lagi kita hidup untuk Bahagia)
The purpose of our life is to be happy. Jika kita sepakat bahwa hal ini adalah tujuan hidup kita, maka sudah selayaknya hal ini menjadi bagian integral dari tindakan – tindakan kita. ”Kebahagiaan bukan sesuatu yang siap saji, kebahagiaan bersumber dari tindakan anda” (Dalai Lama, Pemimpin Spiritual Tibet). Tindakan tidak selalu membawa kebahagiaan, namun tidak ada kebahgiaan tanpa adanya tindakan. Mari kita renungkan hal-hal berikut ;
a. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tetapi tersenyumlah maka kamu akan bahagia.
b. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tetapi bersedekahlah maka kamu akan semakin kaya.
c. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, bergeraklah maka kamu kan termotivasi.
d. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, pedulilah dengan orang lain, maka kamu akan dipedulikan.
e. Jangan menunggu orang memahami kamu, baru kamu memahami dia, tetapi pahamilah orang lain maka orang akan paham dengan kamu.
f. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis, menulislah maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
g. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, belajarlah mencintai maka kamu akan dicintai.
h. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, hiduplah dengan tenang, percayalah bukan sekedar uang yang datang tapi juga rezeki lainnya.
i. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukan maka kamu pasti bisa!.
j. Jangan menunggu waktu luang baru beribadah tapi luangkan waktu untuk beribadah.
Tujuan hidup kita memang untuk bahagia, namun itu tidak datang dengan sendirinya, dibutuhkan tindakan, usaha, juga proses. Ibaratnya banyak yang ingin setajam pisau tapi enggan diasah, ingin sekuat baja, tapi enggan ditempa, ingin secemerlang emas tapi enggan dilebur. Dalam kehidupan manusia, proses ini identik dengan ujian. Ujian yang membentuk kita mengarah kepada kebaikan hidup. (Disarikan oleh : F. Prasongko / Foto: ifabrik.com)