Cara Orang tua Mendidik dengan Mengancam, Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan Anak

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Pada umumnya orang tua ingin mempunyai anak yang disiplin, peduli pada orang lain, tanggung jawab pada tugasnya, rajin, hormat dan menghargai orang lain. Untuk membentuk sikap-sikap ini, orang tua melakukannya dengan berbagai cara.

Ada cara yang kelihatannya dapat membentuk sikap anak seperti sikap-sikap yang di atas dengan cepat. Misalnya dengan cara membentak, mengancam, dan menakut-nakuti anak. Anak kelihatan tunduk, patuh, disiplin pada orang tua.

Padahal, ketika anak bebas dari pengaruh, bebas dari pengamatan orang tua, anak tidak bersikap seperti yang ia tunjukkan sebelumnya. Sesungguhnya sikap disiplin, sikap tanggung jawab, hormat dan rajin tersebut belum sunguh-sungguh terbentuk.

Sementara ada cara mendidik lain yang tidak segera kelihatan efektivitasnya, namun cara tersebut lebih efektif membentuk sikap dan pribadi positif pada anak dalam jangka panjang. Anak bisa membantah, bisa mendebat, pada saat proses berlangsung. Dalam jangka panjang ternyata cara ini lebih efektif.

Sayangnya cara yang pertama di atas, diterapkan oleh banyak orang tua dalam mendidik anaknya. Orang tua dengan mudah membentak dan mengancam anak. Bentakan dan ancaman ternyata hanya mengintimidasi dan merusak harga diri anak.

Ancaman dan bentakan ternyata tidak sungguh-sungguh membentuk sikap positif anak sebagaimana yang dikehendaki oleh orang tua. Bahkan berdampak negatif dalam pertumbuhan anak seperti disampaikan oleh Belinda Agustya, M.Psi seperti dilansir pada laman HaiBunda berikut ini:

Baca juga : Mencegah Stunting Sekaligus Pewarisan Nilai Lewat Posyandu Remaja

Anak dengan sengaja mengulang kesalahan yang sama

Ancaman dan bentakan dari orang tua, membuat anak merasa sebagai anak, orang tua tidak menghargai dan anak merasa tidak didengarkan. Anak biasanya membuktikan bahwa ancaman yang diancamkan tidak akan terjadi seperti yang dikatakan oleh orang tua.

Maka biasanya anak mengulang malakukan hal yang diancamkan. Anak berusaha membuktikan bahwa pelanggaran larangan tidak mendatangkan dampak seperti yang diancamkan orang tua. Jadi cara mendisiplinkan menjadi tidak efektif.

Anak mungkin takut dan sehingga hanya melakukan untuk sementara tetapi setelah itu perilaku anak kembali ke perilaku semula. Anak merasa aturan yang harus dipatuhinya tidak berdampak seperti yang diancamkan padanya.

Anak takut pada orang tua

Anak yang sering diancam, akan lebih merasa terintimidasi, sehingga lebih merasa takut pada orang tua. Hubungan anak dengan orang tua yang sering mengancam dan membentak lebih didominasi oleh rasa takut pada orang tua daripada kedekatan dan kehangatan.

Merusak kepercayaan anak

Selain tidak merasa dekat dan hangat dengan orang tuanya, anak yang sering diancam dan dibentak tidak memiliki rasa percaya kepada orang tuanya. Padahal ini harusnya menjadi modal yang penting dalam pertumbuhan anak.

Dalam pertumbuhannya anak memerlukan figure yang ia percayai untuk sebagai tempat ia merasa nyaman untuk mencari tahu dan bertanya tentang segala sesuatu yang ia temui dalam pertumbuhannya.

Baca juga : Ini Yang Dilakukan Oleh SMAK Kolese Santo Yusup Malang Untuk Meloloskan Murid Ke PTN

Lebih dari itu, ancaman dan bentakan juga merontokkan rasa percaya diri anak. Anak akan tumbuh menjadi anak dengan pribadi yang rapuh sehingga gampang sekali patah ketika menghadapi badai kehidupan.

Mengalami berbagai masalah perilaku

Anak yang sering diancam dan dibentak, akan mengalami berbagai masalah perilaku. Misalnya anak dengan kepribadian yang kuat bisa menjadi sangat keras kepala, akan tetapi anak dengan kepribadian yang lemah maka cenderung terbentuk menjadi sangat penakut.

Oleh karena itu anak menjadi cenderung asocial. Tidak mudah masuk dalam kelompok pergaulan sosial dengan teman sebaya. Padahal anak apalagi ketika memasuki usia remaja, sangat membutuhkan teman sebaya.

Anak sering melawan orang tua

Anak yang sering dibentak dan diancam, merasa menjadi korban dari orang tuanya sendiri. Oleh karena itu anak membalasnya dengan sering dengan sengaja melawan orang tua. Apalagi anakpun tidak memiliki perasaan dekat secara emosional dengan orang tuanya.

Inilah dampak dari ancaman dan bentakan orang tua dalam proses pendidikan orang tua. Pada awalnya kelihatan efektif. Namun dalam jangka panjang ternyata berdampak negatif dalam pertumbuhan anak.

Yang paling sehat dalam proses pendidikan anak adalah pola pendidikan yang mengedepankan dialog yang didahului dengan kesediaan untuk mendengarkan anak. Ini membutuhkan kematangan, kedewasaan, dan kasih sayang orang tua.

Tanpa kematangan, kedewasaan dan kasih sayang orang tua terhadap anak, orang tua tidak sungguh-sungguh menjadi orang tua yang bisa mendidik anak dalam pengertian yang sesungguhnya.

Foto: SehatQ

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga : Cara Orang Tua Mendidik Dengan Mengancam, Berdampak Negatif Terhadap Pertumbuhan Anak […]