Depoedu.com – Hari Pangan Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 16 Oktober, tanggal ketika Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, didirikan pada tahun 1945. Hari Pangan Sedunia didirikan oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 bulan November 1979. Delegasi Hongaria Menteri Pertanian dan Pangan, Dr. Pal Romany berperan penting pada konferensi tersebut dan mengusulkan ide perayaan Hari Pangan Sedunia. Hal ini telah diperhatikan setiap tahun di lebih dari 150 negara, meningkatkan kepedulian terhadap masalah kemiskinan dan kelaparan. Sejak tahun 1981, Hari Pangan Sedunia mengadopsi berbagai tema untuk perayaan tiap tahunnya dengan tujuan menekankan pada bagian penting dari dunia pangan yang memerlukan perhatian khusus.
Tahun ini, peringatan Hari Pangan Internasional bertemakan “Our Action are Our Future, Healthy Diets Zero Hunger World”. Ketersediaan pangan merupakan isu global yang terus-menerus menjadi bahan kajian sekaligus perdebatan di kalangan ahli maupun pengampu kebijakan. Saat ini, dunia tengah mengalami problem terkait ketahanan pangan. Jumlah populasi dunia yang terus membengkak nyatanya tidak berbanding lurus dengan meningkatnya produksi pangan. Konsekuensinya, manusia di masa depan menghadapi ancaman kelaparan, terlebih jika persoalan ini tidak kunjung diselesaikan.
Merujuk hasil riset International Fund for Agricultural saat ini diperkirakan terdapat 925 juta manusia di dunia mengalami kekurangan pangan. Jumlah itu diprediksi akan terus meningkat di masa depan. Lalu bagaimana dengan kondisi ketahanan pangan di Indonesia? Sudah sepatutnya peringatan hari pangan sedunia dimulai dari sekolah. Karena sekolah merupakan salah satu sarana pendukung pendidikan karakter bagi anak. Kalau mau anak-anak tumbuh menjadi generasi penerus yang peduli terhadap kondisi pangan dunia, tentu saja nilai-nilai penting tentang pangan harus diajarkan sedini mungkin.
Realita ini mendorong SDK Sang Timur karang Tengah mengemas hari Pangan secara istimewa pada hari Kamis 24 Juli 2019. Tema Hari pangan yang diangkat adalah : “ Mencintai Pangan Lokal Ayo ! Konsumsi pangan sehat, segar dan sejahtera”. Kepala Kepala Sekolah SD Sang Timur Sr. Clarissa PIJ menyampaikan, momentum ini sangat berarti untuk lebih mengenal keragaman dan kekayaan pangan di Indonesia. “Agar anak-anak lebih menyukainya karena memang kandungannya menyehatkan tubuh kita,” katanya saat menata keragaman pangan bersama guru-guru yang sejak pagi begitu bersemangat mempersiapkannya.Seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 berkumpul dengan tertib sambil melihat dan memegang beragam pangan yang tersajikan. Keceriaan siswa semakin bertambah ketika acara makan bersama.
Melalui kegiatan sederhana ini, sekolah ajak para siswa untuk mengenal beragam makan tradisional Indonesia, namun kaya akan gizi, dengan harapan para anak-anak sejak usia dini mampu mengetahui makanan mana yang kaya akan gizi dan yang tidak. Salah seorang murid Kevin siswa kelas enam mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini, bermanfaat dan menambah pengetahuan akan makanan tradisional yang kaya akan gizi.
Lebih jauh melalui kegitan ini para siswa mendapat pengetahuan terkait empat masalah utama yang menjadi perhatian dalam peringatan hari pangan sedunia. Pertama, lingkungan yang tidak sehat. Terjadi kerusakan lingkungan sebesar 50-90 persen akibat pertambahan industri pangan. Kedua, berkurangnya keragaman. Dari sekitar 6000 spesies tanaman budidaya pangan sepanjang sejarah umat manusia, hanya 8 spesies yang memasok lebih dari 50 persen kalori kita. Ketiga, ancaman iklim. Perubahan iklim tak hanya merusak tanaman namun juga mengacaukan panen dan bahkan mengurangi kualitas gizi. Keempat, lingkaran setan. Berbagai bentuk kekurangan gizi bisa terjadi pada keluarga yang sama dan diturunkan dari generasi ke generasi.