Depoedu.com – Pada tanggal 10 sampai dengan 19 Desember 2018 yang lalu SMA Candle Tree melaksanakan permanen programnya bagi murid kelas 10, berupa kegiatan live in di desa Ketep, Magelang, Jawa Tengah.
Seperti kita ketahui bersama anak zaman now identik dengan gadget, mall, shopping, tak pernah memikirkan kesulitan hidup. Segala sesuatu selalu tersedia dan ada, tinggal minta orangtua. Sekolah Candle Tree memikirkan bahwa ada dimensi lain selain hal-hal di atas yang murid-murid mesti mengerti dan belajar.
Oleh karena itu, sekolah Candle Tree merancang program live in ini. Untuk memberi warna lain dalam kehidupan murid ini yang nantinya diharapkan mereka akan menjadi pribadi yang memiliki empati kepekaan terhadap sesamanya yang membutuhkan.
Melalui program ini sekolah yakin kedewasaan murid akan berkembang baik. Kegiatan ini mewajibkan murid untuk hidup bersama keluarga di desa yang secara perekonomian sederhana. Mereka harus mengikuti gaya hidup masyarakat desa, artinya mereka sedang belajar beradaptasi dengan keadaan. Mereka harus membersihkan pakaiannya sendiri, artinya mereka sedang belajar mandiri. Selain itu mereka juga harus menyelesaikan tugas-tugas yang guru berikan, artinya mereka belajar taat dan kerendahan hati.
Inilah keutamaan hidup sebagai seorang manusia dewasa yang mereka pelajari dan praktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan beradaptasi, mandiri dan taat serta rendah hati.
Adapun kegiatan pelatihan dan edukasi yang murid terima adalah : pelatihan membuat tempe mendoan (tempe mendoan sudah menjadi home industry bagi masyarakat desa ini) , membuat dodol nangka (jenis penganan satu ini masih merupakan eksperimen inovasi), membatik (sudah ada masyarakat di desa sini yang memproduksi kain batik) dan kunjungan ke Ketep Volcano Centre (belajar tentang apa dan bagaimana gunung Merapi itu)
Dalam masa live in ini SMA Candle Tree juga beruntung karena terlibat dalam kegiatan penghijauan yang diadakan oleh TNI AD yang dipimpin mantan Kasdam IV Diponegoro bapak Brigjen Maruli Simanjuntak. Dalam kesempatan tersebut penulis dipanggil oleh beliau menanyakan kegiatan sekolah yang sedang dilaksanakan di desa ini. Beliau salut dengan program sekolah demikian. Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi sekolah Candle Tree.
Para murid pada awalnya belum bisa beradaptasi dengan kondisi pedesaan yang terpencil, dingin dan serba terbatas ini. Namun pada akhirnya mereka malah betah tinggal di desa ini, terbukti pada saat perpisahan banyak dari murid yang tak mampu menahan airmata, mereka berat meninggalkan desa ini, mereka telah menemukan keluarga baru di sini. Dan dalam hati mereka berjanji kalau ada kesempatan di masa yang akan datang mereka akan datang kembali ke desa ini. Mereka merasakan manfaat yang besar dari kegiatan live in ini. Harapannya adalah telah terjadi reformasi batin dalam hati setiap murid tersebut. (Oleh: F. Prasongko)