Depoedu.com-Sebuah studi yang dilakukan di Korea Selatan menyimpulkan bahwa 95.8 persen anak di bawah usia dua tahun mengalami perlambatan tumbuh kembang akibat sering menghabiskan waktu dengan gadget. Penelitian tersebut dilakukan antara 2013-2019 terhadap 197 anak.
Selain perlambatan pertumbuhan, penelitian tersebut juga melaporkan bahwa 96 anak dari jumlah 197 harus menjalani perawatan karena mengalami kecatatan dalam perkembangan. Ini berarti penelitian ini melaporkan kondisi yang serius.
Saat ini anak kecil yang terpapar radiasi layar, entah layar gawai, tablet, televisi, atau layar alat permainan game semakin banyak. Selain dampak di atas, menurut Kementrian Kesehatan, terpapar layar peralatan tersebut di atas, beresiko terhadap perkembangan otak dan sistem imun pada anak.
Penelitian tersebut juga menelusuri, mengapa anak lebih cepat mengakses gawai dan peralatan lain di atas. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sekitar 55 persen orang tua yang anaknya mengalami perlambatan perkembangan adalah orang tua bekerja yang mengizinkan anak bermain gadget.
Selain bekerja, jumlah orang tua di atas, juga mengalami depresi dan masalah kesehatan. Selain itu, dari prosentase tersebut, 27 persen orang tua mengaku, mengunakan gadget sebagai alat untuk mengatasi tantrum pada anak. Sementara orang tua lainnya, mengizinkan penggunaan gadget agar anak terhibur atau sibuk.
Oleh karena itu, Tim dari Departemen Kedokteran Anak dan Remaja Universitas Hallim Korea Selatan, Kim Sung-Koo menyarankan agar orang tua menunda dan membatasi waktu yang dihabiskan anak dalam menggunakan gadget. Anak tidak boleh terlalu dini menggunakan gadget.
Baca juga : Peradaban Manusia Akan Jadi Seperti Apa?
Mereka menyarankan selain menunda, orang tua harus menerapkan screen time bagi anak. Screen time adalah jumlah waktu di mana anak boleh menatap dan berinteraksi melalui layar gadget dan layar peralatan yang lain.
Karena menyadari bahayanya terpapar radiasi layar gawai, tablet, dan layar televisi, WHO sebuah badan yang mengurusi kesehatan dunia di bawah PBB, jauh sebelum penelitian ini dilakukan, telah mengeluarkan dokumen yang berisi panduan penerapan screen time untuk anak balita.
- Screen time bagi bayi
Bayi adalah anak yang belum mencapai usia satu tahun. Pada rentang usia ini, dianjurkan agar anak banyak digerakkan kaki tangannya, banyak disentuh termasuk didekap, dicium. Juga selama bayi terjaga, lakukan tummy time atau posisi tengkurap selama 30 menit dan diulang jika masih terjaga.
Screen time tidak dianjurkan pada usia ini. Untuk menyelingi tummy time, selama bayi terjaga, disarankan membacakan cerita atau dongeng dengan suara nyaring dan mengupayakan kontak mata. Pada usia 0-3 bulan, jam tidur bayi yang disarankan adalah 14-17 jam, termasuk tidur siang.
Pada usia 4-11 bulan disarankan agar bayi memiliki waktu tidur 12-16 jam, termasuk tidur siang.
- Screen time anak usia 1-2 tahun.
Screen time yang disarankan di usia ini, bukan screen time dari layar gadget atau layar tablet. Screen time yang disarankan tidak lebih dari satu jam. Itu pun tidak disarankan jika anak didudukkan di depan televisi dalam waktu tertentu agar Ibu atau pengasuh bisa melakukan sesuatu.
Di usia ini, anak sudah dapat berjalan, maka sebaiknya anak lebih intens melakukan gerak fisik setidaknya selama 180 menit tersebar sepanjang hari. Pada saat anak tidak banyak bergerak sebaiknya aktivitas mendongeng atau membacakan cerita sangat disarankan.
Baca juga : Hoaks Jadi Fenomena Gagalnya Pendidikan Kita?
Di usia ini juga disarankan tidur berkualitas selama 11-14 jam termasuk tidur siang. Tidur siang hendaknya mulai dijadwalkan pada jam tertentu, atau terjadwal.
- Screen time anak usia 3-4 tahun.
Screen time yang disarankan pada usia ini tidak lebih dari satu jam. Bahkan ditegaskan bahwa semakin sedikit semakin baik. Juga bukan berarti di usia ini anak sudah boleh diberi gadget atau tablet.
Meskipun sudah ada screen time tapi bukan juga berarti orang tua boleh menjadwalkan kapan nonton televisi atau video atau main game. Anak bisa menonton televisi di usia ini tetapi dibatasi. Tidak boleh lebih dari satu jam.
Aktivitas fisik bermain di alam terbuka sangat dianjurkan, setidaknya 180 menit dengan berbagai jenis aktivitas. Selain itu, kegiatan lain yang disarankan adalah kegiatan ngobrol antara anak dengan orang tua. Atau membacakan cerita, atau mendongeng.
Anak juga disarankan untuk mendapatkan waktu tidur 10-13 jam sehari secara teratur. Di usia ke 5 juga screen time-nya masih kurang lebih sama.
WHO meyakini bahwa melakukan kegiatan fisik, mendengarkan dongeng, mengobrol dengan orang tua dan istirahat yang memadai di usia ini sangat berperan dalam perkembangan motorik, kognitif dan kesehatan anak.
Foto: Hai Bunda
[…] Baca juga : Efek Negatif Ini Akan Dialami Anak Jika Terlalu Dini Menghabiskan Banyak Waktu Bermain Gadget […]