Mencari Posisi Sekolah di Indonesia dalam Laporan Artificial Intelligence Indeks 2023

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Stanford University belum lama ini merilis Artificial Intelligence Indeks Annual Report 2023. Atau disingkat menjadi AI Indeks. Ini merupakan inisiatif independent Stanford Institut yang dipimpin oleh sebuah steering committee yang beranggotakan ahli interdisipliner; akademisi dan industri.

Tim tersebut melacak, menyaring, menyusun, memvisualkan, dan melaporkan data berkaitan dengan AI, dalam upaya membantu pembuat kebijakan, terkait implementasi dan pemanfaatan AI secara bertanggungjawab, etis, dengan mempertimbangkan manusia.

Ini adalah laporan tahunan, mengenai perkembangan Artificial Intelligence pada berbagai sektor. Mereka bekerjasama dengan berbagai pihak, baik terkait pusat keamanan, penerapan teknologi baru misalnya di Georgetown University, Linkedln, NetBase Quid, Lightcast dan McKinsey.

Salah satu sektor yang perkembangan  AI-nya dianalisis, baik penerapannya untuk memecahkan masalah, untuk melakukan terobosan,  atau sebagai subjek yang dipelajari adalah sektor pendidikan terutama pada jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menegah atas (K-12).

Setelah menganalisis laporan terbaru UNESCO tentang perkembangan Internasional Kurikulum AI pada jenjang pendidikan K-12, tim ini melaporkan bahwa AI mulai menjadi subyek yang dipelajari dalam kurikulum sekolah pada jenjang K-12, karena sebagai teknologi AI mulai berkembang luas.

Baca juga : Jangan Harap Anak Sukses Kelak, Jika Tidak Memiliki 10 Kebiasaan Orang Sukses Ini

Di Amerika Serikat dan hampir di seluruh dunia, para pengelola sekolah mulai menjadikan AI sebagai subjek yang dipelajari dalam kurikulum sekolah. Pada 2021 misalnya, sebanyak 181.040 peristiwa ujian Ilmu Komputer Advanced Placements (AP) diambil oleh murid sekolah menegah di AS.

Data ini dilaporkan meningkat 1,0 persen dari tahun sebelumnya. Jika data sejak tahun 2007 diperhatikan maka, jumlah ujian AP  meningkat sembilan kali lipat. Tim tersebut  melaporkan bahwa sejak tahun 2021, 11 negara; Belgia, China , Korea Selatan di antaranya, ikut menerapkan kurikulum AI.

Merujuk laporan UNESCO yang sama, tim tersebut juga melaporkan bahwa pada tahun 2022, berbagai negara lain telah mengimplementasikan AI sebagai subyek yang dipelajari dalam kurikulumnya di SD, SMP, dan SMA. Negara tersebut adalah Jerman, Bulgaria dan menyusul Qatar.

Laporan tersebut juga mengidentifikasi empat topik AI yang paling ditekankan  di sekolah-sekolah pada negara-negara sebagaimana disebutkan sebelumnya, yakni Alogaritma dan pemrograman, teknologi AI, literasi data dan penerapan AI ke dalam domain lain.

Selain negara-negara tersebut, negara lain yang menjadikan AI sebagai subjek kurikulum di jenjang pendidikan K-12 terutama di sekolah menegahnya  adalah Austria. Bahkan pada laporan tersebut, kurikulum AI Austria ditampilkan sangat detail.

Baca juga : Program Ayo Jadi Guru Dan Kisah Stephanie Arum, Dokter Yang Memutuskan Alih Profesi Menjadi Guru

Misalnya di SMA, murid Austria belajar mengunakan Bahasa Pemrograman, Algoritme dan simulasi. Mereka juga mempelajari Prinsip Literasi Data, Pengumpulan Data, Menyusun Spreadsheet, serta melakukan analisis dan visualisasi, termasuk berlatih menerapkan kriteria untuk mengevaluasi kredibilitas dan keandalan sumber data.

Para murid di Austria juga belajar tentang penerapan teknologi baru dan karier-karier di bidang AI. Selain itu, mereka belajar juga tentang cloud dan cara membuat jaringan computer, serta membuat media digital. Selain itu, para murid juga aktif mengikuti diskusi tentang dilema etika terkait AI.

Sebagai tugas akhir, para murid ditugaskan membuat pernyataan publik yang mencerminkan dan mengkampanyekan kehidupan demokrasi  dengan menggunakan media digital dan mengelola serta merespon dampaknya.

Dari AI indeks Annual Report ini, nampak bahwa AI belum menjadi subjek yang dipelajari dalam kurikulum sekolah kita. Kita masih berkutat pada upaya dasar pengembangan kemampuan berpikir kritis, belum pada upaya pemecahan masalah dengan menerapkan teknologi seperti yang diusung oleh AI.

Ini berarti level pendidkan kita masih sangat basic. Padahal penerapan teknologi AI sudah menyentuh berbagai sektor hidup manusia. Berarti kita sangat terlambat.  Lembaga pendidikan kita nampaknya perlu melakukan transformasi besar-besaran untuk mengejar ketertingalan ini. 

Foto: Education Republik

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga : Mencari Posisi Sekolah Di Indonesia Dalam Laporan Artificial Intelligence Indeks 2023 […]