Strategi Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi Mendampingi Generasi Muda di Era Society 5.0

Info Sekolah
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi, manusia harus makin maju menyesuaikan perkembangan teknologi yang makin melesat cepat. Tenaga pendidik dan kependidikan Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi pun terus menerus membarui diri dan berjuang menyesuaikan diri dengan generasi termuda yang kami layani saat ini, yakni peserta didik TB-TK Sukapirena, SD, dan SMP Yuwati Bhakti.

Enam Nilai Dasar Pendidikan Serviam (cinta dan belas kasih, integritas, keberanian – ketangguhan, semangat persatuan, kesungguhan, semangat pelayanan) menjadi salah satu pedoman dasar bagi kami untuk menyusun Rencana Strategi (Renstra) Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi.

Kreativitas, inovasi, dan terobosan baru terus menerus kami cari untuk mempersiapkan peserta didik menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang berpola pikir sains, mandiri, berdaya juang, dan penuh kasih.

Semangat Santa Angela Merici, pendiri Ordo Santa Ursula (OSU) melalui warisan terakhirnya, “Jika karena perubahan zaman dan keadaan perlu untuk membuat peraturan baru atau untuk mengubah sesuatu, lakukanlah hal itu dengan kebijaksanaan setelah mendengar nasihat yang baik (W.Terakhir SA: 2)”, menjiwai kami dalam bergerak menuju perubahan.

Untuk menuju perubahan itu, kami menggandeng Bapak Kamilus Inguliman, M.M.CHt, praktisi dan konsultan pendidikan yang berpengalaman untuk berproses Bersama, selama 3 hari, Kamis – Jumat, 17 – 19 Maret 2022, kepala satuan pendidikan, tenaga pendidik, dan kependidikan.

Kami langsung didampingi oleh ketua III Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi, Sr. Catharina Siti Margiyati, OSU bergerak bersama, mulai dengan evaluasi, analisis SWOT, menyusun strategi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), dan strategi pelayanan prima (Service Excellent).

Baca juga : Kisah Kembar Siam Yuliana-Yuliani 35 Tahun Yang Lalu. Bagaimana Keadaan Mereka Kini?

Belajar dengan gembira itu menyenangkan, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Demikian juga pembelajaran yang kami alami bersama Bapak Kamil.  Pada hari pertama dalam berproses itu, kami mempelajari tentang proses managerial, yaitu planning (perencanaan), organizing (pelaksanaan), monitoring (pengawasan), evaluating (evaluasi), dan rencana tindak lanjut.

Perencanaan yang matang merupakan 50% keberhasilan program. Namun, keberhasilan dalam merencanakan akan memperoleh hasil yang memuaskan jika pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dilakukan dengan matang pula.

Evaluasi program merupakan kunci dari rencana tindak lanjut dalam merencanakan program selanjutnya. Oleh karena itu, kelima proses managerial tersebut harus dilakukan dengan matang bila ingin berhasil menyelesaikan sebuah program.

Sekolah zaman sekarang tentu jauh berbeda dengan zaman dulu. Hal itu kami sadari betul. Namun, tanpa adanya kreativitas, inovasi, dan terobosan baru, sekolah akan ditinggalkan masyarakat. Oleh karena itu, pada hari kedua dalam pertemuan itu, kami mengupas tuntas strategi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang akan kami lakukan.

Tiap satuan pendidikan berkolaborasi untuk menghasilkan strategi yang paling jitu dan dapat dilakukan bersama. Di kelompok itulah, semua ide tercetus untuk menemukan yang terbaik bagi sekolah kami.

Untuk menjadi yang terdepan dan dicintai masyarakat, tentu tak lepas dari kualitas pelayanan. “Ada harga, ada kualitas,” demikian anak-anak zaman now berkomentar ketika penulis sedang mengobrolkan tentang harga-harga barang dengan mereka. Pendapat tersebut ada benarnya juga.

Baca juga : Syarat Menjadi Guru Semakin Berat, Harus Lulus Pasca Sarjana. Bagaimana Kesejahteraannya?

Masyarakat akan rela membeli dengan harga yang mahal jika dibarengi dengan kualitas yang memuaskan pula. Sebaliknya, jika ingin membeli dengan harga murah, jangan tanya kualitasnya karena tak mungkin orang akan menjual barang yang berkualitas dengan harga yang murah.

Kualitas dan keunggulan pasti akan dicari banyak orang. Salah satu kualitas yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan adalah pelayanan prima (service excelent). Indikasi pelayanan prima adalah jika konsumen merasa puas dengan layanan yang diterima dan ingin membaginya dengan orang lain.

Oleh karena itu, pelayanan prima (service excelent) ini harus dilakukan oleh lembaga pendidikan maupun lembaga/perusahaan lain yang menjual jasa. Pada hari ketiga ini, kami mengupas tuntas hingga melakukan praktik tentang pelayanan prima, dari hal paling kecil, yang justru menjadi hal yang paling penting dalam melayani konsumen.

Yakobus berkata, “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jualah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:26). Bercermin dari perkataan Yakobus, pengetahuan tanpa perbuatan tak akan ada artinya sama sekali. Demikian pula perencanaan tanpa pelaksanaan, pemgawasan, dan evaluasi pun tak ada artinya.

Oleh karena itu, keempat proses managerial dan berbagai strategi yang kami temukan pun harus segera dieksekusi dengan baik agar proses yang kami lakukan selama tiga hari ini menghasilkan buah yang akan kami bagikan kepada para pencinta Kampus Yuwati Bhakti. Tetap semangat dalam satu semboyan, Serviam, aku mengabdi.

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments