Depoedu.com-Lebih dari enam ratus juta rupiah, tepatnya Rp 606.684.400,00. Itulah uang donasi yang berhasil dikumpulkan Zefa sejak Februari 2021 dan disalurkan pada 12 April lalu.
Zefanya Indra Putri, satu dari sekian pribadi generasi Z adalah remaja jelang dewasa yang hidup berbalut modernitas dan pelukan teknologi. Pelajar SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ini perwujudan Trinil, Kartini muda zaman kekinian.
Lincah dan ceria sebagai anggota PMR (Palang Merah Remaja) dan Pramuka. Menjalin persahabatan dan mengasah empati kepada sesama sebagai pilihan berkualitas di masa remaja, membentuknya memiliki karakter pemimpin peduli.
Pelajar kelas X IPS pemilik akun instagram @ zefanyainp, mewujudnyatakan hasil belajarnya ke dalam tindakan. Dididik di sekolah berazaskan iman katolik, tidak membuatnya mengungkung diri pada pergaulan satu komunitas iman.
Prinsip Sepuluh Keutamaan para Bruder FIC, pendiri sekolahnya, memantapkannya menjadi pribadi yang toleran. Hal ini terpampang jelas pada foto-foto di akun instagram (Ig)-nya. Ia begitu kompak dengan teman-temannya yang berbeda iman keyakinan.
Baca Juga : Menjadi Guru Profesional Bagi Generasi Z
Laman Ig tidak lagi digunakan mengekspos diri demi ego dan pujian. Zefa teguh dalam ajakan berbuat baik melalui #ayojadiyangbermanfaat.
Sebuah upaya membeli tangan robotik untuk Alfian Fahrul yang mengalami kecelakaan sehingga kehilangan kedua tangannya pada saat praktik industri dunia usaha sebagai salah satu program di sekolah kejuruan.
Emansipasi dan Budi Pekerti
Hampir satu setengah abad sejak kelahiran sang tokoh emansipasi, dunia berkembang sangat pesat. Bahasa surat sebagai salah satu aktivitas favorit Kartini kepada sahabatnya Estelle dan Abendanon memerlukan rentang waktu agar sampai kepada pembacanya. Saat ini dengan sekali ‘klik’ pesan dapat melanglang ke berbagai benua tujuan.
Whatsapp, instagram, youtube, twitter, adalah contoh ‘jendela’ dari sekian banyak fasilitas yang tersedia untuk memandang banyak hal. Zefa dan anak-anak generasi Z piawai berselancar di lautan teknologi modern.
Geeky (istilah gaul untuk orang non-mainstream) dengan konten film, superhero, komik, gim, anime atau chillax (istilah gaul untuk orang santai) dengan konten travel, musik, kuliner, sampai asmara; menjadi tren kawula muda.
Baca Juga : Bad Influencers: Antitesis Pendidikan Karakter
Cita-cita Kartini tentang pendidikan modern terjawab, tetapi budi pekerti yang baik menghadapi terpaan tersendiri. Bagi anak-anak, Kartini berjuang agar mereka mendapatkan pendidikan modern sekaligus budi pekerti.
Generasi geeky memiliki kemampuan dan ketertarikan mendalam di bidang teknologi. Di samping keahlian, tak jarang kaum geek dikaitkan dengan sisi negatif akibat ketertarikannya yang berlebihan pada konten-konten teknologi sehingga kadang dianggap aneh.
Adanya realita kecanduan gim sering memusingkan orang tua akibat anaknya gagal studi. Gagal paham terhadap karakter superhero tak jarang memunculkan karakter yang tercerabut dari kearifan lokal budaya adiluhung.
Menyenangi berbagai konten modernisasi bukanlah hal tabu. Perlu karakter yang terbina agar kesenangan menjadi kebermanfaatan. Cerdas dan berwawasan luas mendukung seseorang membuat pilihan benar.
Sifat kesederhanaan menghindarkan pikiran serakah dan hedonisme. Karakter mandiri melatih orang menahan diri dari keinginan di luar kemampuannya.
Baca Juga : Peringatan Untuk Para Orang Tua, Remajamu Bukan Komoditi
Berani dan optimis mendorong upaya menggapai sukses yang tak mungkin diraih dengan berdiam diri. Menghormati orang tua, memungkinkan orang muda tak salah arah.
Teladan karakter unggul Kartini tersebut dapat menjadi lentera generasi kekinian mengarungi terpaan kegamangan.
Keluarga, sekolah, masyarakat, dan komunitas iman yang toleran harus bersinergi mengupayakan agar karakter baik mampu menarik perhatian kaum muda.
Zefa dan banyak generasi muda lainnya mampu menjadikan teknologi sebagai sarana mengetuk pintu kebermanfaatan. Tak tersekat gender dan batasan sempit, para perempuan mampu tampil menginspirasi. Mereka dan para orang baik yang berdonasi adalah contoh generasi pemberani pewaris asa Kartini.
Secercah terang yang terbit dalam kegelapan kekhawatiran lunturnya karakter akibat terpaan zaman, semoga menjawab asa Kartini akan emansipasi, pendidikan modern, dan budi pekerti baik.
Penulis adalah Guru SMA Pangudi Luhur Yogyakarta