Beranikah Kita Mengubah Mindset Dalam Menyikapi Makna Pembelajaran Di Sekolah?

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Sekolah merupakan wahana eksplorasi kemampuan anak – anak dengan berbagai kegiatan yang terencana. Sadar akan hal ini maka setiap sekolah tentu mempunyai banyak program yang diagendakan. Setiap program yang dirancang selalu mempunyai dasar pertimbangan untuk bisa menjadi alat ukur perkembangan anak. Maka sangatlah penting sebuah program sekolah yang dirancang mencakup banyak aspek mulai dari aspek pengetahuan, karakter, nilai – nilai spiritual, pengembangan bakat minat dan aspek pengembangan teknologi.

Dari cakupan variasi program yang ada tentu menjadi indikasi bahwa belajar bukan hanya menyangkut urusan akademis saja. Hal ini seharusnya ditangkap dengan baik oleh orang tua bahwa belajar bukan angka rapot yang utama, tetapi bagaimana anak mempunyai kegigihan saat mereka mengalami tantangan, bagaimana mereka terampil membuat keputusan di saat mereka dihadapkan pada banyak pilihan dan bagaimana mereka harus kreatif dalam mencari solusi di saat mereka mempunyai masalah serta kompetensi keterampilan yang bisa dikembangkan oleh anak. Hal ini seharusnya menjadi fokus perhatian orang tua dalam mengapresiasi dan mendorong anak untuk tumbuh melalui pembelajaran di sekolah .

Ketika mindset orang tua masih berpatokan pada angka rapot maka akan menjadi pertanyaan penting bahwa ”tujuan anak belajar yang sebenarnya itu apa ? Untuk sekolahkah, untuk marketingkah atau untuk hidup mereka nantinya ?”. Dalam kenyataannya kecakapan hidup dan karakter itu yang sebenarnya akan menggaransi mereka untuk bisa menghidupi mereka sendiri. Mereka bisa hidup bukan karena angka rapot, bukan rangking kelas dan juga bukan ranking USBN sekolah. Nilai atau angka rapot hanya menjadi tolak ukur kemampuan saat mereka masih sekolah, bukan tolak ukur untuk hidup. Banyak contoh di luar bahwa nilai/angka prestasi tinggi tapi itu tidak menjadi cerminan kesuksesan dalam hidup. Dan ketika itu teralami maka sudah bisa disimpulkan bahwa pembelajaran tidak mempunyai makna dan dampak terhadap anak tersebut. Fakta ini sebenarnya sudah cukup bisa menjadi alasan bahwa saatnya ada perubahan mindset orang tua. Perubahan mindset orang tua bisa menjadi investasi masa depan anak. Efek mindset orang tua akan tervisualisasi dalam bagaimana mereka mendampingi proses pertumbuhan anak, bagaimana mereka memahamkan pentingnya belajar dalam hidup dan bagaimana saat menyikapi hasil mata peajaran tertentu yang dianggapnya kurang memuaskan. Harus diingat dan disadari oleh setiap orang tua bahwa tidak semua anak tertarik menjadi ”orang hebat” versi orang tua seperti halnya dokter dan insinyur.

Anak – anak yang kita hadapi adalah hidup di jaman ”high technology”. Segala sesuatunya cepat berubah karena itu hal yang dianggap saat ini mempunyai prestasi tinggi di satu mata pelajaran tertentu belum tentu itu menjadi valid untuk masa depan mereka.

Fenomena hidup yang terjadi di masa yang akan datang sebagai efek ”high technology” harus dipersiapkan dari sekarang. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mempersiapkan mereka hidup di masa yang akan datang bukan untuk sekarang. Ketika ini disadari oleh semua pihak maka tidak ada istilah pengangguran untuk masa depan mereka, karena mereka akan mempunyai kemandirian untuk bisa bertahan hidup di tengah – tengah perubahan yang tidak menentu. Mereka tidak harus mencari pekerjaan tetapi mereka akan mempunyai kemampuan untuk membuka kesempatan kerja. Jadi jangan jadikan sekolah untuk mengejar kebanggaan angka – angka rapot, rangking, tetapi juga jadikanlah sekolah untuk ”magang” hidup. Dengan begitu anak – anak akan menjadi generasi yang ”menguasai jaman” bukan menjadi generasi yang ”dikuasai jaman”. (Foto: msyarifah.my.id)

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments