Guru: Pahlawan Transformasi Karakter

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Pada era globalisasi dan teknologi yang kian kemari semakin maju, tantangan dan rintangan dalam membentuk karakter peserta didik semakin kompleks. Sekolah tidak diperkenankan melakukan hukuman dan ancaman kepada peserta didiknya.

Sekolah, sebagai institusi pendidikan formal, tidak hanya berkewajiban dan bertanggung jawab dalam memberikan pengajaran secara akademik tetapi juga untuk mendidik karakter peserta didik yang beraneka ragam karakter dan latar belakangnya.

Dalam konteks ini, guru/pendidik memiliki peran yang sangat penting sebagai role model dalam pendidikan karakter di sekolah.

Dalam menjalankan fungsinya, guru/pendidik bisa memiliki berbagai macam tugas, misalnya menjadi pengajar bidang mata pelajaran tertentu, menjadi wali kelas, pendamping ekstrakurikuler, pembina OSIS, pendamping asrama pendamping kepanitiaan kegiatan, dan lain-lain.

Guru/pendidik dituntut untuk tidak hanya mengajarkan nilai-nilai moral dan etika, tetapi juga menunjukkan implementasi perilaku yang mencerminkan nilai-nilai tersebut.

Tugas utama para guru yakni menjadi teladan/panutan bagi peserta didik, menunjukkan bagaimana nilai-nilai integritas, disiplin, empati, dan tanggung jawab khususnya di Tarakanita seperti Cc5+ (Compassion, Celebration, Competence, Conviction, Creativity, Community, KPKC, Kedisiplinan, Kejujuran) dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga : Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) IGTK Kecamatan Kebayoran Baru

Guru/pendidik harus menjadi teladan hidup yang dapat diteladani oleh peserta didik, sehingga peserta didik dapat memahami pentingnya memiliki karakter yang baik.

Dalam menjalankan peran tersebut, guru perlu menerapkan berbagai strategi. Dalam kata pendidik guru berperan lebih sebagai role model bagi pembentukan karakter.

Kehadiran, sikap, pemikiran, nilai-nilai, keprihatinan, komitmen, dan visi yang dimilikinya merupakan dimensi yang penting secara tidak langsung mengajarkan nilai yang membentuk karakter peserta didik, guru juga bisa menciptakan lingkungan kelas yang nyaman dan bahagia.

Guru juga dapat mengintegrasikan pembelajaran karakter ke dalam setiap pelajaran yang diampunya, saat ada jam PKT (Pendidikan Karakter Tarakanita) yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai tersebut relevan dalam konteks akademik maupun kehidupan sehari-hari.

Selain itu, guru harus konsisten dalam perkataan dan tindakan, menunjukkan bahwa mereka juga mempraktikkan nilai-nilai yang mereka ajarkan atau teladankan kepada peserta didik.

Sebagai contoh, ketika guru menunjukkan kedisiplinan, kejujuran, dan kesabaran dalam menghadapi situasi yang sulit, tanpa disadari peserta didik juga melihat dan menanamkan hal baik tersebut dalam benak mereka akan pentingnya nilai-nilai tersebut.

Mendidik bisa terjadi dan bisa dilakukan di mana saja, bahkan ketika guru bertemu dan berjumpa dengan peserta didik ketika mereka sedang berbelanja di pasar, bertemu di jalan, makan di warung makan, dan lain-lain. Guru hakikatnya menempatkan diri sebagai teladan kehidupan bagi para peserta didik.

Baca juga : Orang Tua dan Guru, Lakukan Langkah Ini Untuk Membentuk Self Control pada Diri Anak

Ketika guru berhasil menjadi model atau teladan yang baik bagi peserta didiknya, maka peserta didik cenderung lebih memahami dan menghayati serta mewujudnyatakan nilai-nilai karakter tersebut dalam dirinya.

Peserta didik belajar tidak hanya dari apa yang diajarkan oleh guru ketika di dalam kelas atau di lingkungan sekolah, melainkan juga dari apa yang mereka lihat, dengar, dan amati dalam setiap tindakan guru. Hasil akhirnya adalah terbentuknya generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga kuat dalam karakter.

Dengan demikian, guru tidak hanya memberikan kontribusi pada pencapaian akademik peserta didik tetapi juga pada pembentukan kepribadian mereka yang utuh dan menyeluruh, sesuai dengan tugas perkembangan mereka sebagai seorang anak/remaja.

Pendidikan karakter adalah pondasi atau hal mendasar dalam proses pendidikan, dan guru memiliki peran yang tidak tergantikan dalam hal ini.

Dengan menjadi role model/teladan yang baik, guru dapat mempengaruhi peserta didik secara positif dan membantu membentuk karakter yang kuat sesuai dengan visi misi sekolah, bermoral, dan beretika di zaman sekarang ini.

Peran guru ini cukup berat dan menantang, tetapi hal ini merupakan hal yang paling bermakna dalam profesi guru, karena dampaknya bisa dirasakan jauh melampaui batas-batas ruang kelas.

Penulis adalah Guru Bimbingan Konseling SMP Sint Carolus Bengkulu

Bahan Bacaan:
Fitri Agus Zainul (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Koesoema A. Doni (2009). Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta: Penerbit PT Grasindo.

Nilawijaya Rita. 2015. Guru sebagai Model dalam Pendidikan Karakter. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vol 1 No 1: 165-168.

Surani, dkk. 2008. Pedoman Pelaksanaan Spiritualitas CB untuk Pelayanan Pendidikan. Yogyakarta: CB Media

5 2 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments