Ayo Bantu Pulihkan Bumi

DEPO Topik
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Bumi kita sedang sakit keras. Gejala sakit keras ini ternyata banyak. Bisa dibilang sudah komplikasi. Sakitnya bumi dilaporkan orang di berbagai media.

Judul berita seperti ini, “Neraka Bocor di Jakarta,” “Bandung sampai suhu panas Jakarta,” hingga belahan bumi lain. “Jutaan ikan mati memenuhi sungai Amazon,” “Puluhan ribu anak Penguin Kaisar mati,” “El Nino, Kebakaran Hutan, Kekeringan Ekstrim, sampai “Ditemukannya mikroplastik di awan,” Semakin sering kita jumpai.

Bumi yang sedang sakit keras ini, juga ditegaskan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh setidaknya 26 peneliti dari berbagai negara. Tidak hanya lintas negara, para peneliti inipun berasal dari beragam latar belakang keilmuan.

Hasil studi tersebut, seperti dilansir cnnindonesia.com (19.09.2023), diterbitkan oleh Science Advances dengan tajuk “Earth beyond six of nine planetary boundaries

Di antara mereka ada Katherine Richardson yang berasal dari Globe Institute, Fakultas Kesehatan University of Copenhagen-Denmark, Will Steffen dari Universitas Nasional Australia (ANU), juga Wolfgang Lucht dan rekannya Johan Rockstrom dari Postdam Institute for Climate Impact Research.

Penelitian yang mereka lakukan melahirkan satu kesimpulan bahwa bumi kita sedang sakit keras dan membutuhkan uluran tangan dari kita.

“Kami menunjukkan dalam analisis ini bahwa planet ini kehilangan daya pulihnya dan sedang sakit,” kata Johan Rockstrom.

Para ilmuwan ini menggunakan sembilan variable untuk memeriksa seberapa parah sakit yang sedang dialami oleh bumi.

Baca juga : Warren Buffett; Tiga Hal Tentang Uang Yang Harus Diajarkan Orang Tua Pada Anak

Sembilan Variabel ini antara lain : Keberlanjutan Ekosistem; ini mencakup kesehatan hutan dan lahan, perairan dan ekosistem lainnya. Variabel ini juga mengukur sejauh mana pengrusakan lingkungan dan upaya untuk memulihkan ekosistem yang dirusak.

Kualitas Udara : yang mencakup kadar polusi udara, kualitas udara yang diuji berdasarkan kandungan partikulat, oksida nitrogen, sulfur dioksida, ozon juga polutan lainnya.

Kualitas Tanah mencakup penelitian tentang kualitas tanah di mana tingkat degradasi, erosi, kontaminasi dan penurunan tingkat kesuburan tanah.

Kualitas Air: di mana kualitas air sungai danau dan laut, tingkat pencemaran, keasaman, kandungan zat-zat berbahaya seperti logam berat dan bahan kimia beracun juga limbah nuklir.

Pemanasan Global  dan Perubahan Iklim, yang mencakup peningkatan suhu global, tingkat konsentrasi  gas rumah kaca, tingkat pencairan es dan dampaknya semisal kenaikan suhu permukaan laut.

Hilangnya Keanekaragaman Hayati; Mereka mengukur penurunan jumlah dan keragaman spesies hayati di dunia. Pengukuran ini juga memantau spesies yang terancam punah.

Penggunaan Sumber Daya; para peneliti ini meneliti tetang penggunaan berkelanjutan sumber daya alam seperti bahan air kayu dan bakar fosil, serta kandungan mineral. Termasuk dalam pengukuran ini adalah sejauh mana upaya untuk mengurangi konsumsi sumber daya.

Baca juga : Menciptakan Lingkungan Yang Baik Bagi Ketahanan Mental

Keberlangsungan Ekosistem mencakup kesehatan hutan dan lahan. Termasuk di dalamnya mengukur upaya mempertahankan dan memulihkan ekosistem yang rusak.

Kehidupan Liar dan Habitat di mana pemantauan dan pemulihan habitat kehidupan liar, dan perlindungan terhadap spesies dari ancaman kepunahan.

Serta Kualitas Hidup Manusia yang mencakup kesehatan, pendidikan, tingkat kemiskinan dan kesetaraan sosial.

Dari semua variabel yang diukur hanya tiga hal saja yang dianggap masih dalam toleransi aman bagi kehidupan yaitu tingkat keasaman lautan (ocean acidification) kandungan aerosol di atmosfer serta lapisan ozon. Sementara faktor lainnya telah melampaui toleransi aman bagi kehidupan di bumi.

Semua variabel ini saling terkait satu sama lain. Sehingga apabila satu variabel memburuk maka variabel lainnya pun akan memburuk. Pun sebaliknya upaya pemulihan terhadap salah satu variabel akan memengaruhi variabel lainnya untuk pulih.

Para ahli ini merekomendasikan bahwa mengelola sampah dan menjaga kelestarian hutan serta mengupayakan energi alternatif baru terbarukan, menjadi alternatif paling mungkin untuk memulihkan bumi.

Bagaimana dengan Anda Eduers? Sumbangsih apa yang dapat kita berikan untuk bantu mengobati bumi yang sedang sakit keras ini?

Foto: Anggota Dwi Utami

Tulisan ini pernah tayang di eposdigi.com. ditayamgkan lkembali dengan seizin penulis.

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments