Kesimpulan Hasil Penelitian; ChatGPT Menyebabkan Penurunan Kemampuan dan Prestasi Belajar Murid

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Teknologi selalu didesain oleh penciptanya untuk fungsi dan  tujuan yang spesifik, namun dampaknya, positif atau negatif ditentukan oleh penggunanya. Maka di tangan pengguna, teknologi selalu menjadi seperti pedang bermata dua. 

Teknologi bisa menjadi sangat bermanfaat, tetapi bisa juga berdampak sangat buruk bagi penggunanya, tergantung pada pilihan, pada tujuan penggunaan, dan moralitas penggunanya. Semakin canggih sebuah teknologi, semakin teknologi tersebut dapat digunakan untuk banyak tujuan. 

Dilema tersebut juga terjadi ketika teknologi Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT digunakan oleh para pengguna dalam menyelesaikan masalah mereka, terutama penggunaan di bidang pendidikan. 

Sejak awal penggunaan di bidang pendidikan, terutama di kalangan pelajar diperdebatkan manfaatnya karena teknologi seperti ChatGPT yang memang didesain untuk memudahkan pengguna melakukan pekerjaan akademis seperti menulis laporan, menulis artikel, menulis makalah.

Sebuah studi di Amerika, yang dilaporkan oleh Forbes, menyimpulkan 90 persen murid sekolah mengetahui ChatGPT. Dari jumlah tersebut dilaporkan 89 persen telah menggunakan platform tersebut untuk mengerjakan tugas sekolah termasuk pekerjaan rumah. 

Baca juga : Ini Yang Dilakukan Oleh Harvard University Untuk Mahasiswa Muslim, Selama Bulan Ramadhan

Banyak ahli mengkhawatirkan dampak ganda yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan ChatGPT bagi para murid sekolah. Dengan bantuan ChatGPT, proses berpikir, proses  kreatif yang biasa terjadi ketika para murid mengerjakan tugas, ditiadakan, atau minimal berkurang. 

ChatGPT mempermudah para murid, tetapi sekaligus menghilangkan proses penting dalam lingkaran belajar para murid sekolah. Sebuah penelitian kemudian dilakukan untuk membuktikan dugaan adanya dampak ganda tersebut bagi para murid ketika menyelesaikan tugas sekolah. 

Tiga dampak negatif penggunaan ChatGPT bagi murid sekolah 

Sebuah studi yang dilaporkan oleh jurnal international, Journal of Educational Technology in Higher Education, seperti dilansir pada detikedu, menyimpulkan bahwa di kalangan murid sekolah ada tren ketergantungan pada pada ChatGPT, sehingga cenderung menunda pekerjaan, penurunan memori dan kinerja akademik murid sekolah.

Para peneliti menyimpulkan ada peningkatan ketergantungan dari para murid sekolah pada ChatGPT dalam proses mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal tersebut cenderung terjadi pada murid golongan pertama dengan tekanan belajarnya yang tinggi namun  dengan tanggung jawab pribadi yang rendah. 

Namun ketergantungan tersebut tidak terjadi pada murid golongan kedua yang lebih bertanggung jawab terhadap proses belajarnya dan menyadari visi penting dari penugasan dalam proses belajarnya untuk pembentukan kemampuan berpikir, dan kreativitas murid. Mereka cenderung mengerjakan tugas mereka tanpa ChatGPT.

Baca juga : Dari Ibadah Puasa Lalu Menuju Fitrah Dan Menjadi Akhlak

Selain ketergantungan, bagi murid kelompok pertama, para peneliti juga menemukan kecenderungan untuk menunda mengerjakan tugas mereka. Mereka merasa dengan ChatGPT hanya memerlukan waktu sedikit untuk menyelesaikan tugas. Mereka jadi cenderung lebih santai dalam banyak hal. 

Para peneliti juga melaporkan, murid kelompok pertama juga mengalami menurunnya memori belajar mereka, seperti tercermin dalam perolehan nilai rata-rata yang juga lebih rendah dibandingkan dengan nilai mereka sebelumnya. 

Kesimpulan hasil penelitian ini penting bagi kepala sekolah dan guru untuk mempertimbangkan memberikan izin pada para murid untuk menggunakan ChatGPT dalam mengerjakan berbagai tugas sekolah. 

Selain itu, para kepala sekolah, guru dan orang tua perlu menjelaskan kepada para murid tentang esensi tugas dalam proses belajar murid. Sehingga murid menjadi lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas mereka.

Karena tugas tersebut menjadi sarana pembentukan kepribadian dan kemampuan belajar murid. Murid juga diharapkan lebih sadar dan lebih bertanggung jawab, sehingga lebih berhasil dalam belajar tanpa bergantung pada teknologi seperti ChatGPT. 

Foto: Tribunnews.com

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments