Penggunaan Artificial Intelligence di Sekolah Dapat Menggantikan Peran Guru atau Membuat Pendidikan Menjadi Lebih Efektif?

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Teknologi dalam berbagai bentuknya pada dasarnya diciptakan oleh para inovator untuk memudahkan pekerjaan manusia, meskipun juga selalu memiliki sisi buruk yang membuat manusia khawatir bahkan merasa terancam, karena kehadiran teknologi tersebut.

Kini teknologi seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) merambah hampir semua lini kehidupan dengan dua sisi tersebut. Ada sisi positif berupa kemudahan dan manfaat, tetapi juga ada ancaman terutama karena penguasaan terhadap teknologi tersebut dan bagaimana teknologi tersebut digunakan.  

Jika teknologi dikuasai maka teknologi akan bermanfaat namun jika tidak dikuasai teknologi akan menjadi ancaman. Isu teknologi menggantikan manusia atau teknologi sebagai ancaman hanya terjadi jika manusia tidak menguasai teknologi tersebut. 

Ini terjadi disemua bidang kehidupan termasuk di bidang pendidikan. Di bidang pendidikan teknologi hanya akan mendatangkan manfaat atau berdampak positif dalam pencapaian tujuan pendidikan hanya jika dikuasai oleh komunitas pendidikan; guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan.

Baca Juga: Muhammadiyah Meraih Penghargaan Zayed Award Karena Kontribusinya Pada Kemanusiaan Melalui Bidang Pendidikan

Ini berarti jika sebuah lembaga pendidikan memutuskan untuk mengadopsi sebuah teknologi baru dalam rangkaian upaya mencapai tujuan pendidikan maka proses belajar untuk menguasai teknologi tersebut harus didorong terlebih dahulu. Tanpa proses belajar tersebut, akan ada banyak orang yang tersingkir. 

Di bidang pendidikan kehadiran AI dalam wujud aplikasi seperti Chat GPT, ataupun robot humanoid, sudah banyak digunakan di lingkungan pendidikan. Hingga kini kekhawatiran bahwa kehadiran AI akan menggantikan guru dan kepala sekolah  belum terbukti. 

Penggunaan AI sejauh ini justru berdampak positif pada efisiensi proses dalam upaya mencapai berbagai tujuan pendidikan seperti tampak dalam praktek berikut ini:

  1. Menjadi asisten Kepala Sekolah

Sebuah sekolah di Inggris menggunakan robot humanoid yang diberi nama Abigail Bailey untuk menjadi asisten kepala sekolah. Robot ini diformat untuk menyusun draft program, mengevaluasi pelaksanaan program, menyusun draft kebijakan, dapat menjawab pertanyaan tentang kebijakan sekolah, kurikulum dan kebijakan sekolah. 

Kata Tom Rogerson, kepala sekolah di sekolah tersebut kini Abigail Bailey, robot tersebut telah memiliki banyak pengetahuan karena proses manajemen dan interaksi data melalui mesin learning sehingga telah memiliki kemampuan dalam menganalisis data dalam jumlah yang besar.

Oleh karena itu, kata Rogerson, sebagai kepala sekolah, ia sangat terbantu dalam berbagai proses termasuk proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, sebagai operator Ia merasa kehadiran robot humanoid ini sangat efektif membantu pekerjaannya. 

  1. Robot menjadi asisten murid

Ini sudah terjadi di berbagai negara maju seperti jepang dan Jerman. Di dua negara ini murid yang tidak hadir di sekolah dapat digantikan oleh robot. Melalui robot ini murid yang ada di rumah dapat terhubung dan dapat berinteraksi dalam proses belajar mengajar di kelas. 

Robot tersebut dilengkapi dengan fitur yang dirancang untuk melibatkan murid dimana murid dapat memberikan umpan balik secara real time sehingga dapat secara efektif bertindak sebagai perpanjangan tangan murid yang berada di rumah.   

Selain itu, robot tersebut memungkinkan komunikasi dua arah yang pada dasarnya berfungsi sebagai avatar murid yang berada di rumah. Fungsi tersebut dapat terjadi karena robot tersebut dilengkapi dengan mikrofon, speaker dan kamera. 

  1. Menjadi Asisten guru untuk berbagai fungsi

AI dapat mengolah data tentang perilaku murid di kelas dan memberikan rekomendasi kepada guru tentang pendekatan yang bersifat individual dalam mengelola kelas bagi masing-masing murid. Ini sangat membantu guru dalam mengelola kelasnya. 

Fungsi lainnya adalah menggunakan data individu murid untuk menyusun rencana pembelajaran yang bersifat individual sesuai dengan kebutuhan masing-masing murid termasuk menyediakan materi tambahan atau latihan yang sesuai dengan masing-masing murid. 

Fungsi berikutnya misalnya dalam penyusunan tes yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing murid. Selain itu, guru juga dapat memperoleh masukan tentang bagaimana memberi umpan balik bagi murid dalam rangka menyiapkan diri menghadapi tes.

Dalam proses belajar bahasa, teknologi AI dapat menyediakan berbagai materi pembelajaran bahasa yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan masing-masing murid.

Baca Juga: UNESCO Terbitkan Dokumen Panduan Penggunaan Kecerdasan Buatan Di Sekolah. Ini Isinya.

Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah AI dapat memfasilitasi komunikasi antara orang tua dan guru dengan memberikan laporan secara individual berdasarkan data masing-masing murid. 

Fungsi-fungsi ini dapat membuat proses belajar mengajar dikelas benar-benar dapat menerapkan pendekatan proses belajar mengajar yang bersifat individual bagi masing-masing anak. Di dunia pendidikan prinsip pendidikan individual ini penting namun susah terlaksana karena berbagai hambatan. 

Namun  AI sebagai teknologi harus dikuasai oleh guru, Oleh karena itu, harus ada proses belajar tentang AI baik bagi guru yang sudah mengajar, maupun bagi calon guru yang masih belajar di lembaga pendidikan keguruan. Secara keseluruhan menurut saya AI tidak akan menggantikan guru melainkan membantu kerja guru agar menjadi semakin efektif.

Foto: Indozone Tech

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments