Empat Tipe Guru, Eduers Termasuk Tipe yang Mana?

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Dinamika sekolah terjadi karena interaksi guru dan staf yang berbeda tipe. Pimpinan sekolah biasanya berusaha mencari guru dengan tipe tertentu, karena dipandang memicu pertumbuhan positif. Namun karena berbagai faktor, yang akhirnya bergabung adalah guru dengan tipe yang berbeda. Tulisan ini terinspirasi oleh tulisan Agung Adiprasetyo, CEO KOMPAS – Gramedia, tentang empat tipe karyawan. Saya mengadaptasi tulisan tersebut untuk tulisan ini karena menurut saya gejala yang di kemukakan tentang karyawan di perusahaan juga saya amati pada guru di sekolah. Istilah yang digunakan cuma ibarat, yang dipilih untuk mewakili tipe yang mau digambarkan, untuk membantu Eduers memahami tipe yang dimaksud.

Tipe 1 : Tipe Kambing

Kelompok guru yang diwakili oleh tipe ini adalah guru yang berpotensi bagus. Komitmen mereka terhadap kerja sangat tinggi. Mereka memiliki integritas dan sikap yang baik. Mereka juga rajin, tahu kekuatan dan pandai menggunakan kekuatan untuk ikut mendorong pertumbuhan sekolah. Guru tipe ini merupakan guru yang paling banyak dicari sekolah. Mereka adalah guru yang mandiri, mereka proaktif dan tahu jalur kerja. Mereka tidak perlu dibimbing dan tidak harus diawasi ketat. Ibarat kambing, guru semacam ini akan mencari rumput sendiri ketika dilepas di kebun. Mereka tidak menerima kerja sebagai beban, tetapi menikmati kerja sebagai pengembangan diri. Guru seperti ini termasuk guru high achiever. Kalau disia-siakan sekolah, pasti mudah mencari sekolah, bahkan perusahaan lain. Mereka pada umumnya bernilai tinggi.

Tipe 2 : Tipe Kayu Bakar

Berlawanan dengan tipe pertama, tipe ini tidak memiliki komitmen terhadap pekerjaannya di sekolah. Tipe ini malas melakukan pekerjaan dalam banyak kasus, karena tidak mempunyai potensi bagus. Mereka ini biasanya iri jika guru lain lebih maju karena berusaha lebih keras dan berkerja lebih cerdas. Sebagai kompensasi dari kekurangannya, kelompok guru tipe ini biasanya sedikit bekerja tetapi banyak bicara. Mereka lebih banyak mengeluh daripada mencari jalan keluar. Seperti kayu bakar, guru tipe ini sebaiknya dimasukkan ke dalam perapian untuk dijadikan kayu bakar. Guru tipe kayu bakar adalah tipe guru numpang hidup. Pimpinan sekolah biasanya menyesal menerima guru tersebut.

Tipe 3 : Tipe Tukang

Guru yang tergolong kelompok tipe ini sebenarnya mempunyai potensi bagus dan harusnya bisa meraih prestasi bagus. Namun prestasinya tidak dapat muncul karena mereka malas dan terlalu banyak perhitungan. Ibarat tukang, mereka hanya bekerja sesuai bayaran. Ia tidak mau rugi. Ia tidak mau bekerja lebih, apalagi proaktif. Jam kerjanya sebatas jam resmi. Tidak pernah mau bekerja di luar jam resmi. Guru tipe tukang biasanya meletakkan uang sebagai tujuan, bukan sebagai efek. Ia memiliki fokus lain di luar yang dikerjakan di sekolah. Mereka bahkan bisa mengurangi jatah pekerjaan, apalagi ketika ia tidak diawasi. Mengubah guru tipe ini tidak memerlukan pelatihan, melainkan cuma butuh diajak bicara oleh Pimpinan Sekolah.

Tipe 4 : Tipe Anak Asuh

Guru yang tergolong tipe ini sebetulnya merupakan guru yang rajin, mau bekerja keras, sayangnya kelompok tipe ini kurang pandai. Mereka perlu dilatih berkali-kali. Mereka berhasil mengerjakan pekerjaan mereka jika dibimbing oleh pemimpin yang sabar. Unuk sebuah tugas, guru lain cuma perlu instruksi sekali, guru tipe ini perlu instruksi berkali-kali. Namun pada dasarnya mereka memiliki karakter yang baik, rajin bekerja, dan tidak perhitungan. Ibarat anak asuh, ia perlu dibimbing, perlu diawasi, perlu diikuti agar tidak salah dan agar berhasil mengerjakan pekerjaannya.

Jika dicermati, tipe guru pertama dan tipe guru ketiga ada kesamaan dan ada perbedaan. Kesamaannya adalah guru pada kedua tipe ini sma-sama memiliki kecerdasan. Sedangkan perbedaan mereka pada karakter keduanya. Tipe pertama memiliki karakter yang baik. Karakter baik ketemu dengan kecerdasan membuat guru tipe pertama menjadi guru yang sangat bernilai dan karakter membuatnya mampu untuk berkontribusi positif dalam proses pertumbuhan sekolah. Sedangkan guru tipe ketiga cerdas namun memiliki karakter kurang baik, oleh karena itu kurang bernilai, karena karakternya membuatnya memilih untuk tidak berkontribusi pada pertumbuhan sekolah.

Sebaliknya, guru tipe kedua dan tipe keempat memiliki kesamaan dan perbedaan pula. Kesamaannya terletak pada keduanya sama-sama kurang cerdas. Sedangkan perbedaan mereka terletak pada karakter. Guru tipe kedua memiliki karakter kurang baik. Sedangkan guru tipe keempat memiliki karakter baik. Oleh karena itu, guru tipe keempat lebih kontributif daripada tipe kedua.

Jadi lepas dari cerdas atau tidak cerdasnya, karakter positiflah yang membuat seorang guru memilih berkontribusi dalam pertumbuhan sekolah. Jadi karakterlah yang membuat seorang guru bernilai. Eduers termasuk tipe yang mana? Yang jelas, yang sangat dicari oleh pemimpin sekolah adalah guru tipe kambing yang cerdas tetapi juga berkarakter baik. (OlehSipri Peren / Foto: idekreatifguru.blogspot.com)

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments